Ayo Bergabung!

Sabtu, 19 November 2016

Pengakuan penyesalan dari seorang kakak tercinta

maaf apa aq boleh berbagi pengalama sedikit mengenai perbaikan nutrisi,,
krn sebelum adik q meninggal adikq sempet gemuk,, dgn perbaikan nutrisi,, tiap hari adikq konsumsi,, madu,, habbatusaodah,, rebusan air daun kelor,, bubur kacang hijau,, sama ikan gabus,, itu setiap hari,, dlm satu bulan berat badan ny naik 12 kg,, salah ny,, di saat masih perbaikan nutrisi,, adik q masih arv,, saat itu pengetahuanq minim krn aq blm taw kalo arv itu obat keras yg bs merusak organ dlm,, bisa di bilang aq terlambat masuk di grup maha star,,, jd buat temen" yg blm terlanjur,, sudahi konsumsi arv,, trs pindah ke pengobatan herbal trs positif  thingking,, percaya bahwa di setiap sakit ada obat ny,,, doa dn ikhtiar terus, bgi yg punya perilaku seks menyimpang sudahi dan bertobat,, sebelum terlambat,, Allah maha Pengampun,, trims,, :)

Senin, 14 November 2016

Hasil Tes berbeda, hanya karena perbedaan jawaban counseling/wawancara

baiklah.......its true story.
pada taun 2014 saya di ajak teman yang aktive di LSM untuk cek darah dan akhirnya saya vonis HIV positive...
serasa dunia ini jadi kiamat karena ketakutan dari dokrin dokrin yang saya baca dan saya dengar...
CD4 saya waktu itu 350...dan disarankan minun arv..saya di bujuk oleh orang yang ngajak untuk minum ARV. jujur awalnya saya ragu tapi saya coba aja, awalnya saya minum muntah muntah n pusing...itu hanya beberapa hari saja.
ketika saya ambil obat di bulan ke dua, beberpa orang yang satu LSM yang ajak saya tadi lagi nyusun startegi buat ngajak orng sebanyak banyaknya untuk cek darah...( saya jadi penasaran apakah merka ini di bayar atau....??????)
nah..dari sana saya berhenti minum obat ARV..saya balik ke riau..saya cek beberapa rumah sakit tanpa menyebutkan status positive saya...dan hal yang menakjubkan adalah saya negative...aneh sekali...lalu saya cek lagi di rumah sakit di kota BERTUAH...dengan mengatakan kalo saya pernah berhubgan sex bebas..dan haslnya positive....ini membinggungkan bagi saya..

di awal tahun 2015 saya pindah kota dan pulau....saya cek darah lagi tanpa keterangan kalo saya negatife di 3 rumah sakit yang berbeda..hasilnya ke 3 rumah sakit tersebut negative...ini membuktikan bagi saya bahwa HIV itu hanyalah penyakit rekayasaan saja..bahkan sampai detik ini saya sehat..
dan efek samping dari ARV yang saya minum sampai sekarang saya jadi alergi kalo makan telor dan ikan laut..tubuh saya sering gatal gatal..

nah,,,,mari kita berpikir positif bahwa HIV bukanlah penyakit yang mematikan dan bukanlah penyakit yang menakutkan..yang paling menakutkan itu hanyalah ketakutan bathin kita ketika kita di vonis HIV..
saran saya JADILAH DOKTER BAGI TUBUH ANDA, KARENA HANYA ANDALAH YANG BISA MENENTUKAN BAIK DAN BURUKNYA JASAD YANG ANDA PAKAI.
ingat penyakit gula lebih menakutkan dari pada hiv..pikiran kita sudah di putar balikkan oleh barat....dan yang anehnya kenpa hanya negara sedang berkembang dan negara miskin saja yang kena hiv..semntara negara yang melegalkan LGBT tak ada isu mengenai HIV.
hanya oknum tertentu yang bisa menjawab.




ARV Berbayar, Bukti Komersialisasi Isu HIV



Akhir-akhir ini beredar kabar bahwa ARV berbayar akan diterapkan pemerintah dengan alasan pertimbangan beberapa hal, setelah MAHA STAR kroscek pada beberapa website resmi organisasi, LSM mainstream juga kementerian kesehatan, ternyata memang betul bahwa ARV berbayar akan diterapkan di Indonesia dan lokakarya diskusi sudah dilakukan tanggal 10 November kemarin.

diambil dari website resmi organisasi mainstream HIV

Lalu, apakah benar ARVB (ARV-Berbayar) ini hanya untuk beberapa klausul dan ARV gratis masih tetap ada?

Yang perlu sahabat ketahui, ARV di Indonesia tidak pernah gratis, TIDAK PERNAH!
ARV yang sampai ke tangan ODHA, baik regimen pecahan generik hingga FDC import adalah subsidi dari anggaran negara (APBN), artinya negara membayarkan ARV yang diberikan pada ODHA dari uang negara.
Di lain pihak, pemerintah kini gencar melakukan program-program pencegahan HIV-AIDS melalui KPA dengan program VCT gratis, dimana tujuan dari program ini adalah menjaring dan mendeteksi orang yang terinfeksi HIV sebanyak-banyaknya dan mendapatkan ARV dengan beberapa iming-iming misalnya kondom gratis.
Belum lagi program-program lain dimana output akhirnya adalah, penggunaan ARV secara meluas. misalnya program SUFA (Strategic Use for Antiretorviral), dimana orang yang terdeteksi positif langsung disarankan ARV tanpa melihat angka CD4. belum lagi program rekomendasi dari WHO yaitu PrEP (Pre-exposure Prophylaxis) dimana orang-orang beresiko dari populasi kunci disarankan mengkonsumsi ARV secara rutin sebagai pencegahan.
pertanyaannya, adakah jaminan ARV akan selamanya mendapat subsidi? akan kah ARVB menjamin stok ARV subsidi tetap ada dan tidak disalahgunakan?

berikut kutipan yang kami dapat dari bahan materi lokakarya yang resmi disusun oleh Kemenkes:
"Dengan demikian, dengan meningkatnya pengguna ARV, maka nilai APBN yang dialokasikan untuk ARV juga terus meningkat dari tahun ke tahun. Tahun 2016, pemerintah memberikan subsidi sebesar Rp 782M, ranking 2 untuk pengadaan obat, untuk 70 ribu pasien dengan tingkat kecukupan stok untuk 18 bulan. Dana Global Fund untuk pengadaan ARV di Indonesia pada tahun 2016 adalah Rp 17 Milyar. Tahun 2017 diperkirakan negara akan mengeluarkan Rp 1,3 Trilyun untuk pengadaan ARV untuk 138 ribu ODHA. Peningkatan terus menerus tersebut menimbulkan pertanyaan sampai kapan negara akan mampu mensubsidi penuh ARV untuk ODHA? peningkatan jumlah pengguna ARV menimbulkan kecemasan mengenai ketersediaan dana ARV dalam jangka panjang."
Sumber: Modul Materi Lokakarya Membangun Rekomendasi Kebijakan ARV Jalur Berbayar, halaman 2

Pemerintah sendiri saja TIDAK YAKIN apakah ARV akan terus selamanya disubsidi, apalagi jumlah ODHA terdeteksi makin naik tiap tahun. Belum lagi, pemerintah tidak mampu mengelola ARV subsidi,buktinya? kekosongan ARV setiap tahun di berbagai daerah di Indonesia, baik pecahan maupun FDC. bahkan, saking kurang stok, ARV kadaluarsa dipaksakan diberikan pada ODHA. (baca tentang ARV expired disini)

Screenshoot dari beberapa postingan di grup mainstream ARV tentang keluhan kekosongan stok yang terjadi tiap tahun dan merata di seluruh Indonesia


PrEP, Pencetus Awal ARV-Berbayar
ARV untuk PrEP (Pre-exposure prophylaxis), yaitu penggunaan ARV untuk mencegah penularan HIV pada orang yang belum terinfeksi HIV. World Health Organization (WHO) merekomendasikan hal ini pada September 2015 khususnya untuk populasi yang memiliki resiko tinggi tertular HIV. Secara perlahan rekomendasi ini diadopsi oleh berbagai pihak, dan permintaan akan ARV untuk PrEP dapat diperkirakan akan meningkat. Mengingat bahwa saat ini Pemerintah Indonesia masih memprioritaskan pengadaan ARV untuk pengobatan, maka Pemerintah belum mengalokasikan anggaran untuk pencegahan dengan menggunakan PrEP, padahal program PrEP di Indonesia akan mulai digencarkan. Artinya, program PrEP di Indonsia akan mengawali adanya ARVB.

Dampak KOMERSIALISASI bila ARV-Berbayar Diterapkan:
  • Bila pemerintah terlibat dalam pengelolaan ARV Jalur Berbayar, fokus pemerintah akan terpecah dan akan timbul konflik kepentingan.
  • Skema ARV Jalur Berbayar adalah pintu masuk untuk pemerintah mengarahkan ARV Gratis menjadi ARV Jalur Berbayar.
  • Bila harga jual ARV Berbayar lebih tinggi dari ARV Gratis maka Perusahaan Farmasi akan cenderung mengutamakan produksi dan distrbusi ARVB. Misalnya : Perusahaan Farmasi mengutamakan distribusi ARVB sehingga di suatu Kabupaten/Kota, ARV Gratis tidak tersedia karena belum menerima kiriman dari Pusat / Dinas Kesehatan, namun ARVB tersedia di apotik lokal.
  • Harga jual ARVB terlalu tinggi. Saat ini ada monopoli ARV oleh Ki*ia F*rma. 
  • ARV Gratis akan “diselundupkan”, dijual sebagai ARV Jalur Berbayar oleh oknum tertentu yang memahami seluk beluk distribusi ARV Gratis dan ARV Jalur Berbayar
  • ODHA yang memerlukan uang akan menjual ARV Gratis yang diperolehnya.

KESIMPULAN
Saat ini isu HIV/AIDS sedikit demi sedikit dijadikan komoditasi dan dieksploitasi besar-besaran. mulai dari VCT yang menargetkan sebanyak-banyaknya ODHA, program SUFA, dan rekomendasi PrEP dari WHO, seakan-akan menjadi marketing dari ARV dan membuat masyarakat luas menjadi ketergantungan dan akhirnya menjadi konsumen tetap dari obat ini. Padahal pemerintah sendiri tidak bisa menjamin ketersediaan stok dan kelancaran distribusi ARV, dan tidak yakin ARV akan terus disubsidi (karena lonjakan angka ODHA tiap tahun). lalu masih adakah jaminan ARV gratis akan tetap disubsidi?? 
Rencana ARV Berbayar, dengan kemungkinan-kemungkinannya, adalah bukti komersialisasi dari isu HIV ini. ketika masyarakat terutama ODHA sudah ketergantungan dengan ARV gratis, maka perlahan akan bergeser menjadi ARV berbayar dengan dalih stok kosong dan distribusi macet.
MAHA STAR, akan terus mengkritisi dan menolak komersialisasi isu HIV yang menjadikannya komoditas untuk meraup keuntungan. 

Keep Calm & Fight Stigma
Gue Enggak Kudet
BANGKIT BERSAMA MAHA STAR!


Sabtu, 05 November 2016

6 thn Tanpa arv, Istri & Anak Tidak Tertular

13 oktober 2010 s/d 16 oktober 2010

Sahabat saya dia belum bisa menerima kenyataan itu.
Hingga aktivitas di perushaannya terganggu karna dia sibuk mencari informasi dan melakukan tes berulang ulang kali..

Pada tanggal 16 oktober 2010
Saya  kenalkan sahabat saya dengan dokter wijaya dimana Dia dokter pribadi keluarga saya...

Sahabat sya awalnya menolak untuk bertemu dengan dokter wijaya.
Dan saya hanya mampu meyakinkan Dia bahwa dokter tersebut sangat amanah Dan mampu memberikan spirit terhadap pasien nya

Masih ditanggal yang sama sore harinya dia memutuskan mau untuk konseling dengan dokter wijaya hampir 4 jam dia konseling dengan dokter wijaya
Al hasil alhamdulilah sahabat saya kembali lagi seperti dulu dia hanya berbicara
Saya ga akan pernah kalah dengan virus hiv ini..

Esoknya dia melakukan aktivitas seperti biasanya lagi dan didampingi hingga sampai saat ini 2016  dia tetap tegar,sehat dan tidak berpenyakit walaupun ada virus hiv didalam tubuhnya
Dia yakin bahwa pertahanan imun yang selama ini diarahkan dokter wijaya itu sangat berhasil
Saat ini dia memiliki seorang istri dan sudah mempunyai 2 anak dari hasil pernikahannya tanggal 26 november 2012

Dan anak istrinya pun negatif dia tidak tertular virus hiv itu..
Ingat..
Dia tidak mengkonsumsi arv yang disarankan dokter konseling saat ini
Dia hanya mengkonsumsi suplemen untuk pertahanan tubuh  untuk imunnya..

Note
Keyakinan bahwa kita dapat sembuh dapat menjauhkan semua dari penyakit yang ada
Jika memang dinyatakan positif.
Lakukan lah aktivitas  seperti biasanya dan anggap keputusan dan informasi dari org yang menyatakan kamu posiitif itu tidak ada
Disini saya hanya berbagi pengalaman apa yang sya alami agar temen temen dapat menyadari bahwa pernyataan anda posiitif bukan akhir dari segalanya..
Ingat orang orang yang menyayangi anda
Berlaku lah hidup sehat, setia pada pasangan dan konsumsi makanan bergizi dan buah buahan + tidur yang cukup

Semoga bermanfaat






Kesaksian Khasiat Buah Nanas untuk Pembengkakan Kelenjar Getah Bening



Pembengkakan KGB (Kelenjar Getah Bening) adalah salah satu gejala yg dicurigai dan sering dikaitkan dengan hiv.Tapi bagi saya pribadi KGB merupakan signal bahwa sistem tubuh sedang bekerja ekstra keras untuk menangkal berbagai virus penyakit yg menyerang.Ibarat pos kampling yg berada di depan gang..selalu melakukan filter terhadap tamu / virus yg berbahaya.
Sejak anak saya terbaca R ,.di lehernya terdapat benjolan yg cukup besar, bahkan ketika sedang kambuh menimbulkan demam dan susah menutup rahang.Menurut dokter itu gejala KGB efek imbas dr kekebalan tubuh yang sedang berjuang melawan virus.Lantas saya cari info tentang kgb ini dan sampai pada curhatan dengan mas Saza Zakaria..dimana dia anjurkan untuk rutin berikan jus nanas atau sari nanas,sirsak..plus bagian yg bengkak di balur dengan daun turi yg diberi minyak angin.
Anjuran itu saya ikuti terutama jus atau buah nanas yg di makan beserta bonggolnya..karena menurut penelitian bonggol (bagian tengah) paling banyak enzim bromelin yg efektif melawan virus hingga cd4 dalam posisi aman.
Dua bulan berselang saya perhatikan benjolan di rahang di kedua sisi sudah tidak sebesar dulu lagi..dan kondisi anak juga lebih fit.Tadinya mudah lelah,sering demam dan keringat malam.
Tadi pagi baca postingan bro Samantra Mantra tentang buah nanas yg efektif melawan virus hiv..saya jadi tergerak untuk share pengalaman yg hampir mirip.Bahwa apapun sakit kita, jangan menyerah tanpa bertindak mencari informasi sebanyak banyaknya..gali potensi alam yang ada..sesuaikan dengan kondisi dan keseimbangan tubuh kita.Yang terpenting selalu berpikir positif hingga tubuh kita mengamininya..Pikiran negatif,cemas,khawatir,takut,putus asa..buang jauh jauh yaa..begitu pemahaman saya..bila ada MS lover yg kemungkin sedang berkutat dengan KGB tidak ada salahnya dicoba asal tidak berlebihan pasti tidak ada efek samping..
Ayo Bangkit!!