Ayo Bergabung!

Sabtu, 01 Oktober 2016

Antioksidan, Anti Radikal Bebas sebagai Treatment HIV

Ternyata Antioksidant memiliki peranan penting pada treatment HIV.
Pada tahun 1991, sekelompok peneliti di Munich melakukan pebelitian dalam tabung tes bahwa hidrogen peroksida, oksidan yang sangat kuat, mendorong replikasi HIV dalam sel yang terinfeksi. Jadi HIV sangat mudah berkembang pada lingkungan yang teroksidasi.

Proses oksidasi dapat terjadi karena adanya radikal bebas. Radikal bebas sendiri adalah atom tunggal yang kehilangan pasangan elektron nya, maka dari itu jika ada di tubuh kita, radikal bebas akan mengambil elektron dari molekul lain untuk menstabilkan diri. Persoalannya jika elektron yang diambil sering berasal dari sel yang sehat di tubuh sehingga menjadi rusak. Namun antioksidan alami yang tedapat pada vitamin A,C dan E dapat melindungi terhadap kerusakan ini dengan menyumbangkan elektron mereka sendiri.

Dan sepanjang yang kita tahu radikal bebas adalah polutan lingkungan yang masuk kedalam tubuh kita, tetapi ternyata makanan yang tidak sehat juga dapat menjadi sumber radikal bebas. Dalam buku “the miracle of enzyme” penulis Dr. Hiromi shinya, radikal bebas dapat terbentuk dari proses oksidasi makanan yang terlalu lama disimpan di udara bebas. Seperti contoh, gorengan yang kaya akan kolesterol juga kaya akan radikal bebas. Jangan korbankan tubuh mu hanya untuk memanjakan mulut mu. Tips untuk mengurangi makanan yang telah teroksidasi salah satunya, jika kita menyimpan potongan buah di udara terbuka, maka sebaiknya bagian yang sudah menghitam dibuang karena telah terjadi proses oksidasi dan terdapat banyak radikal bebas.
Suplementasi antioksidan :

1. Vitamin E
Vitamin E merupakan antioksidan yang paling menjanjikan, karena menurut Journal of the American Medical Association yang telah melakukan penelitian suplementasi vitamin E kepada 88 orang diatas 65 tahun, vitamin E dapat meningkatkan indeks sel T pada orang-orang tsb. Dan para relawan dapat mencapai tingkat serum vitamin E di level yang tinggi.
Sumber utama vitamin E adalah : Sayuran dan Minyak nabati, termasuk kedelai, safflower dan jagung. Sumber-sumber lain termasuk kacang-kacangan, biji bunga matahari, dan biji gandum.

2. Beta-Carotene dan Vitamin A
Suplementasi beta-karoten pada orang dengan HIV / AIDS dilaporkan terdapat peningkatan yang signifikan dalam fungsi kekebalan tubuh. Dalam satu kasus, peneliti Universitas Sains Oregon Health melaporkan bahwa studi suplementasi beta-karoten dalam 21 relawan dengan HIV menemukan peningkatan signifikan secara statistik total jumlah sel darah putih, jumlah CD4 dan rasio CD4 / CD8 karena vitamin A. Dan dalam buku “the miracle of enzyme” vitamin A dapat melindungi lapisan mukosa pada dinding lambung, sehingga orang dengan penyakit maag sangat dianjurkan mengonsumsi makanan dengan kandungan vitamin A tinggi.
Sumber vitamin A yang baik adalah; ubi jalar panggang, hati sapi, bayam, wortel, mangga, dan brokoli.

3. Vitamin C
Satu hipotesis menyatakan adalah bahwa vitamin C tidak hanya membantu untuk menetralisir radikal bebas, tetapi juga membantu dalam pengisian antioksidan lain dengan elektron. Dosis maksimum vitamin C yang diserap oleh tubuh manusia belum diketahui, tetapi diyakini bahwa dosis tinggi vitamin C dapat mengakibatkan batu ginjal karena kelebihan keasaman, so jangan berlebihan mengonsumsi vitamin C ya guys.
Sumber Vitamin C yang baik; Cabai merah, jeruk, anggur, kiwi, dan strawberry.

4. Selenium
Selenium, bagian dari enzim glutation peroksidase, merupakan elemen penting dengan sifat antioksidan. Namun kelebihan selenium dapat berakibat imunosupresif dan mengakibatkan keracunan, maka kita harus bijak dalam mengonsumsi suplementasi apapun.
Sumber Selenium tertinggi dari; kacang brasil, ikan tuna, ikan sarden dan beef steak

5. Zinc
Zinc merupakan mineral yang diperlukan untuk protein dan metabolisme energi, serta sintesis DNA dan RNA. zinc mempunyai penting untuk diferensiasi dan pematangan T-sel serta aktivasi limfosit. 
Sumber Zinc terdapat pada; Tiram, kepiting, cereal, lobster dan yogurt.



6. Thioctic Acid atau asam lipoat
Asam Thioctic, atau juga dikenal sebagai alpha- asam lipoat, adalah bersifat alami thiol (mengandung sulfur) dan salah satu antioksidan yang memiliki efek ampuh dalam menetralkan radikal bebas. Senyawa ini digunakan secara luas di Eropa sebagai pengobatan untuk efek beracun seperti keracunan jamur, penyakit akibat radiasi, hepatitis alkoholik dan neuropati diabetes.
Makanan seperti berbagai produk daging, terutama jeroan organ seperti jantung, hati dan ginjal, dan sayuran seperti brokoli dan bayam. Asam Lipoat juga terdapat dalam ragi. Kacang polong dan tomat juga mengandung asam lipoat namun dalam jumlah yang lebih sedikit.

Sumber:
- diposting oleh Raidith Sin di wall group MAHA STAR

0 komentar:

Posting Komentar