Ayo Bergabung!

Sabtu, 07 Oktober 2017

Kelenjar Getah Bening: Pembengkakan, Imunitas dan Infeksi


Banyak orang, terutama MS Lovers di grup yang khawatir dan menanyakan ketika menyadari adanya kelenjar getah bening (KGB) yang bengkak ditubuhnya, dan menjadi panik. Beberapa menanyakan obat atau herbal apa yang bisa mengecilkan bengkak KGB. Namun, taukah apa itu KGB?

Sebenarnya KGB merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh manusia yang bisa membantu melawan infeksi, baik disebabkan oleh bakteri, virus, atau lainnya. Biasanya ketika terjadi infeksi, kelenjar getah bening akan membengkak untuk memberikan tanda. Setelah infeksi mereda, kelenjar getah bening akan mengempis dengan sendirinya. Hal ini lumrah terjadi pada semua orang segala usia dan jenis kelamin, terutama sering terjadi pada anak-anak. KGB yang membengkak (lymphadenopathy) adalah kondisi ketika kelenjar getah bening atau gumpalan jaringan sebesar kacang yang berisi sel darah putih mengalami pembesaran. Pada dasarnya, kelenjar getah bening terdapat di seluruh tubuh kita, namun kondisi pembengkakan biasanya hanya terjadi di area ketiak, leher, di bawah dagu, dan di pangkal paha.

Lymphadenopathy
Meskipun biasanya tidak berbahaya, namun pembengkakan KGB/ Lymphadenopathy tetap harus diwaspadai karena lymphadenopathy juga bisa disebabkan oleh kondisi yang tergolong serius. Periksalah ke dokter bila:

  • KGB terasa keras saat ditekan.
  • KGB membengkak tanpa sebab yang jelas disertai badan yang terasa lemah.
  • KGB telah membengkak lebih dari dua minggu dan/atau disertai dengan ukuran yang membesar.
  • Mengalami demam yang tidak kunjung mereda.
  • Selalu berkeringat di malam hari.
  • Mengalami penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas.
  • Mengalami sakit tenggorokan yang menyebabkan sulit menelan atau bernapas.

Infeksi bakteri atau virus yang tergolong ringan merupakan faktor yang paling sering menyebabkan pembengkakan KGB. Beberapa contoh infeksi ringan tersebut adalah demam kelenjar, pilek, infeksi tenggorokan, radang amandel, infeksi gigi, infeksi telinga, dan infeksi kulit (selulitis). KGB yang bengkak akibat infeksi-infeksi tersebut biasanya disertai rasa sakit. Selain itu, terkadang penderita juga mengalami demam, batuk, dan nyeri tenggorokan.

Pada kasus yang jarang terjadi, pembengkakan kelenjar getah bening juga bisa disebabkan oleh:

  • Rheumatoid arthritis (penyakit autoimun yang menyerang jaringan pelapis sendi)
  • Penyakit lupus (penyakit autoimun yang menyerang sel darah, sendi, kulit, dan organ tubuh)
  • Campak (infeksi virus yang ditandai dengan gejala bintik-bintik merah pada kulit)
  • Sarcoidosis (penyakit dengan gejala munculnya gumpalan jaringan yang membengkak dan merah atau granuloma di dalam organ tubuh)
  • Tuberkulosis (infeksi bakteri yang ditandai dengan gejala batuk-batuk yang menetap)
  • Rubella (infeksi virus dengan gejala ruam kulit yang terdiri dari bintik-bintik kecil berwarna kemerahan)
  • Sifilis (infeksi bakteri yang ditularkan lewat hubungan seksual)
  • Cytomegalovirus (infeksi virus yang umumnya ditularkan melalui air liur atau urine)

Untuk bisa memastikan penyebab pembengkakan KGB, dokter biasanya akan melakukan pemeriksaan lanjutan, seperti:

  • Pemeriksaan darah lengkap. Metode ini dapat membantu dokter dalam mengevaluasi kesehatan pasien secara menyeluruh. Sejumlah kondisi (termasuk infeksi dan leukemia) bisa terdeteksi melalui pemeriksaan darah lengkap.
  • CT Scan dan pemeriksaan X-ray. Melalui kedua metode pemindaian ini, lokasi infeksi atau tumor yang menyebabkan pembengkakan kelenjar getah bening bisa terdeteksi.
  • Biopsi. Metode ini biasanya dilakukan jika dokter mencurigai kanker sebagai penyebab pembengkakan kelenjar getah bening. Dokter akan mengambil sampel kelenjar dan menelitinya di laboratorium.
Lymphoma (Tumor/Kanker pada KGB)

Pada kasus pembengkakan KGB yang disebabkan oleh kanker, biasanya pembengkakan tersebut tidak mengempis hingga beberapa minggu, dan mungkin bahkan membesar secara perlahan-lahan. Selain itu, kelenjar terasa keras saat disentuh, namun tidak sakit. Penderita kondisi ini juga biasanya akan mengalami penurunan berat badan dan sering berkeringat di malam hari.

Contoh jenis kanker yang bisa menyebabkan pembengkakan KGB adalah leukemia limfositik kronis dan limfoma non-Hodgkin. Kedua jenis kanker ini menyerang sel darah putih. Pembengkakan kelenjar getah bening juga bisa terjadi akibat jenis kanker lainnya yang tumbuh di organ tubuh mana pun, tapi kemudian menyebar ke kelenjar getah bening tersebut.

Komplikasi dapat terjadi jika infeksi penyebab pembengkakan kelenjar tidak segera diobati. Komplikasi tersebut antara lain:
  • Pembentukan abses. Abses merupakan kumpulan nanah akibat infeksi. Nanah itu sendiri terdiri dari sel darah putih, jaringan mati, bakteri dan cairan. Jika ini terjadi, maka perlu diberikan antibiotik dan dilakukan pengeluaran untuk membebaskan cairan abses yang terjebak tadi. Abses yang terjebak di dekat organ vital dapat menyebabkan kerusakan yang signifikan.
  • Bakteremia (infeksi dalam aliran darah). Infeksi yang tidak diobati akan meningkatkan risiko penyebaraan bakteri ke dalam aliran darah dan menyebabkan sepsis. Hal ini sangat berbahaya karena dapat berujung pada gagal organ dan kematian. Penderita yang mengalami sepsis perlu dirawat di rumah sakit untuk mendapatkan terapi antibiotik melalui pembuluh darah.
Pengobatan
Sebenarnya pembengkakan KGB bisa sembuh dengan sendirinya apabila penyebabnya masih tergolong ringan (misalnya pilek atau demam kelenjar). Hanya perlu istirahat dan minum banyak cairan. Untuk meredakan gejala nyeri, Anda dapat mengonsumsi obat-obatan pereda rasa sakit yang bisa dibeli secara bebas di apotek, misalnya paracetamol.

Jika memang perlu memeriksakan ke dokter, pengobatan pembengkakan KGB akan disesuaikan dokter dengan kondisi yang mendasarinya. Sebagai contoh, jika pembengkakan disebabkan oleh infeksi bakteri, maka dokter akan meresepkan antibiotik. Begitu pula jika pembengkakan disebabkan oleh penyakit autoimun, misalnya rheumatoid arthritis atau lupus, maka terapi akan difokuskan untuk mengobati penyakit yang mendasarinya. Contoh lainnya adalah penerapan prosedur bedah, kemoterapi, atau radiasi pada kasus pembengkakan kelenjar getah bening yang disebabkan oleh kanker.

Herbal Adjuvant
Adjuvant artinya suplementasi untuk mendukung terapi utama. Meski bengkak KGB akan hilang dengan sendirinya seiiring penguatan imun tubuh dan hilangnya patogen, terapi adjuvant dapat dilakukan untuk mengurangi gejala atau membantu sistem imun menghilangkan patogen. Setelah mengetahui jenis infeksi penyebabnya, maka adjuvant bisa dilakukan secara tepat. Misalnya bila KGB disebabkan infeksi bakteri, pemilihan herbal yang memiliki metabolit sebagai antibiotik alami seperti bawang putih bisa dikonsumsi, madu, kayu secang, dan miyak jintan hitam juga bermafaat dalam melawan infeksi bakteri. Bila muncul akibat virus, herbal antiviral seperti kunyit, teh hijau atau sambiloto bisa dipertimbangkan. Buah-buahan seperti nanas atau manggis, juga dedaunan seperti daun sirsak juga bermanfaat sebagai adjuvant dalam pengobatan KGB.

Bangkit bersama MAHA STAR!
GUE ENGGAK KUDET

Sumber:

Minggu, 24 September 2017

Seorang Ibu Mengungkap Ketidakakuratan VCT dan Penyalahgunaan ARV

Salah satu testimoni dari MS lover di grup MAHA STAR, yang secara tidak sengaja mengungkap fakta tentang tes VCT yang tidak valid dan berubah-ubah, juga efek samping dan penyalahgunaan ARV di masyarakat.
Berikut copy-paste dari grup (dengan perbaikan penulisan):

____________________________________________________
"Salam maha star ..
Tman2 smua saya di sini bukan bermaksud pro/kontra dengan arv, tpi saya di sini akan mnjlaskan sesuai dgn kenyataan pengalaman saya sendiri:

Saat hamil saya divonis positif HIV, dan saya dirujuk di pengobatan HIV, saya periksa ulang namun negatif, dan sya bersikukuh melawan, tapi pihak PKM memaksa saya melahirkan d RSU, setelah di RSU saya dimintai tanda tangan persetujuan tes HIV setelah OPERASI sya berusaha cepat sembuh agar anak saya tidak mendapat obat keras itu terlalu lama, saya di RS hanya 2 hari.
Saat saya pulang, saya meminta hasil tes HIV saya tapi semuanya tidak ada yg memberi jawaban pasti hingga saya pulang saja.

Kmudian saat kontrol tumbuh kembang anak, saya disuruh ambil obat ARV utk anak dan saya mengiyakan.
Setibanya saya di pengobatan khusus HIV, banyak org yg mengantri mengambil obat dan saya juga menunggu dan di sinilah saya menemukan fakta yg sangat mencengangkan. Rahasia besar tentang penyakit HIV langsung dr konselor dan pengguna ARV.

FAKTA 1
Karna saya sebelumnya bersikukuh saya tdk sakit, maka mereka hafal dg saya, dan saya saat itu berbincang dengan konselor X, 
saya: kok bisa hasil berbeda sedangkan jika positif mka akan positif
X: bisa jadi karena masa jndela, dan lab yg nakal.
Saya: lab yg nakal mksdnya gmna?
X: tes reagen yg bwat HIV bisa jdi sudah expired tpi tetep d pakai jd hasilnya tdk akurat
Saya: loh berarti alat pendeteksi HIV itu bsa expired, lab swasta yg mahal bayar sndri saja bs kamu katakan sperti itu apalagi alat yg di PKM yg gratisan dr pemerintah, ibarat lab yg sbg obt paten bsa dikatakan expired apalagi PKM yg diibaratkan hanya generik ??
X: (diam dan hanya tersenyum)

Kemudian sya bertanya lagi, 
Saya: maaf mas bukannya saya tdk percaya, namun saya pernah terkena salah vonis dr dokter mkanya dr pengalaman itu saya berhati2, jika memang saya sakit saya pasti akan minum obt agar smbuh, sperti anak saya, saya ambilkan obt utk pncegahan, lalu bagaimana CARA KITA MEMASTIKAN KITA TERJANGKIT VIRUS HIV/TIDAK?
X: jika kita sudah tervonis, maka yg paling baik kita tes PCR/VL jika tidak terdeteksi maka kita negatif, dan hasil bsa dibawa kesini jadi tidak perlu minum obat karena kita negatif 
(Dan dalam hati saya, ini yg menjebak, tes PCR itu hrganya 1'8 juta bukan harga yg murah bagi yg tidak punya, sedangkan mreka mengatakan klo tdak segera mnum maka tidak akan tertolong, maka dr sni banyak orang yg tertipu utk mengkonsumsi obat itu krna takut).

X: jika sudah VL, 6 bulan periksa lg, jika NR tunggu 6 bln berikutnya dan seterusnya krna jika pernah positif namun periksa lg negatif suatu saat psti positif krna virusnya bereplika/tdak trgntung antibodi kita.
Saya: berarti hsilnya ganti2 donk positif-negatif-positif-negatif kok seperti main-main, gak akurat
X: (hanya senyum)
Saya: kenapa dokter yg menangani di sini dokter penyakit dalam, bukan dokter HIV?
X: karena obat yg dikasih obat keras yg berhubungan dgn terganggunya organ dalam, maka itu diberikan dokter tersebut yg terbiasa menangani organ dalam, 
Saya: (dlam hati) berarti bukan menyembuhkan mlah merusak organ dalam donk, buktinya dokter yg menangani karena efek obt trsebut.

FAKTA 2
Bapak dgn pengguna ARV.

Saya: bpak positif?
Bapak: iya 
Saya: terkena dr apa, dan gejalanya apa?
Bapak: saya ml dgn PSK, pengguna narkotika dan gejalanya diare tanpa henti juga TBC
Mbaknya kena??
Saya: (kemudian sya crtakan)

Dan betapa terkejutnya saya mendengar jawaban selanjutnya 
Bapak: Konselor di sini itu juga positif mbak, saya sudah lama di sini, klo mbaknya gak sakit gak ada gejala berarti mbak gak sakit, alatnya yg salah, banyak kok yg begitu.
Katanya klo gak patuh minum obat, nanti resisten, gak fungsi, tapi ternyata aku minum gak sesuai aturan mbak selama ini, tapi gpp tuh.
Saya: terus bapak tau klo obtnya keras?
Bapak: tau
Saya: terus kenapa diambil dan dimnum?
Bapak: karena saya kecanduan, daripada saya beli shabu2 mahal saya ambil aja di sni, gratis, org saya minum obat ini sama kayak saya make, jadi kan enak.

Kemudian saya dipanggil untuk ambil obat, kemudian pulang, saya bersumpah ini tanpa rekayasa dan tanpa tambahan kata2 apapun.
Saya mengikuti aturan mereka mengiyakan dan kemudian bertanya sehingga mereka membeberkan seperti itu."
____________________________________________________________

berikut adalah bukti screenshoot dari testimoni dalam grup:

Dapat kita simpulkan,
Makin banyak bukti lapangan yang mengungkapkan bahwa tes VCT di PKM tidak akurat dengan menunjukan hasil positif-negatif tidak konsisten. 
Selain itu, ARV yang selama ini disubsidi pemerintah dan diberikan gratis pada ODHA masih disalahgunakan, bukannya merehabilitasi, tapi malah memfasilitasi pengguna narkotik untuk sakaw gratis.
Menurut penelitian, ARV golongan NNRTI mengandung benzodiazepin, zat narkotik yang memberikan efek sedatif atau penenang. 

Gue enggak kudet,
Bangkit bersama MAHA STAR

Kamis, 21 September 2017

ARV Effect #3: Peripheral Neuropathy


Neuropati adalah istilah umum yang digunakan untuk kondisi-kondisi yang terkait dengan kelainan pada fungsi saraf. Kata neuropati itu sendiri berarti gangguan saraf. Saraf-saraf yang ada di seluruh tubuh dapat mengalami gangguan akibat penyakit tertentu maupun cedera.
Peripehral Neuropathy atau dalam bahasa Indonesia, neuropati perifer adalah kondisi di mana terjadi gangguan atau kelainan saraf memengaruhi saraf di luar otak dan saraf tulang belakang. Dengan kata lain, neuropati perifer memengaruhi saraf-saraf pada anggota gerak, seperti lengan, tungkai, tangan, kaki, dan jari. Saraf-saraf ini adalah bagian dari sistem saraf perifer yang berfungsi menghantarkan sinyal dari dan ke otak. Jika saraf di bagian bahu, pinggul, paha, atau bokong yang mengalami gangguan, maka kondisi tersebut dikenal dengan istilah neuropati proksimal.

Gejala neuropati perifer yang berdampak pada fungsi motorik:

  • Kram otot dan kedutan.
  • Kelemahan atau kelumpuhan pada salah satu atau beberapa otot.
  • Sulit mengangkat kaki, sehingga mengalami kesukaran dalam berjalan.
  • Otot mengecil.


Gejala neuropati perifer yang berdampak pada fungsi sensorik:

  • Parestesia, yaitu sensasi kesemutan atau rasa seperti tertusuk-tusuk pada bagian yang mengalami gangguan.
  • Rasa perih dan menyengat, biasanya pada bagian kaki dan tungkai.
  • Baal dan menurunnya kemampuan untuk merasakan rasa sakit.
  • Pembengkakan kaki yang tidak dirasakan.
  • Perubahan suhu tubuh, terutama di bagian kaki.
  • Kehilangan keseimbangan atau koordinasi.
  • Merasakan sakit dari stimulasi yang seharusnya tidak menimbulkan rasa sakit sama sekali.


Penyebab dan Diagnosis Neuropati
Terdapat banyak hal yang bisa menyebabkan seseorang mengalami neuropati. Berikut ini adalah beberapa kondisi, cedera, dan infeksi yang bisa berakibat pada munculnya neuropati:
Trauma atau cedera, diabetes, Penyakit autoimun, infeksi patogen, tumor, obat-obatan, alkohol, dan racun.
Pada awal pemeriksaan, dokter akan menanyakan tentang gejala yang dirasakan dan riwayat kesehatan, serta melakukan pemeriksaan fisik untuk mencari tahu penyebab dan tingkat keparahannya.
Selain itu, pemeriksaan tambahan dapat dilakukan untuk memastikan diagnosis dan penyebabnya. Salah satu pemeriksaan yang biasanya dilakukan adalah pemeriksaan darah, untuk mengetahui apakah ada kondisi medis tertentu yang menyebabkan terjadinya kerusakan saraf.
Untuk mengetahui apakah terdapat penekanan atau kerusakan pada saraf, dapat dilakukan pencitraan seperti foto Rontgen, CT scan, dan MRI.


Neuropati Akibat Antiretroviral (ARV)
Peripheral Neuropati (PN) dapat terjadi akibat efek samping jangka panjang dari penggunaan ARV terutama untuk ARV golongan NRTI seperti Zidovudine (AZT), didanosine (ddI), lamuvidine (3TC), dan stavudine (d4T) dimana efek neuropati, myupati dan asidosis laktat sering terjadi. Hal ini terjadi karena ARV golongan NRTI memberikan efek toksisitas pada jaringan. 
Dalam penelitian International AIDS Journal, ARV kelas NRTI menyebabkan kerusakan dan toksikasi mitokondria dalam sel sehingga gagal melakukan sintesis mtDNA, juga menyebabkan tubuh defisiensi asam amino acetyl-carnitin, dimana asam amino tersebut memegang peranan penting bagi metabolisme ada proses fisiologis syaraf perifer. Terjadinya toksikasi, disfungsi, dan defisiensi tersebut membuat ODHA terkena efek samping neuropati perifer.

Terapi Peripheral Neuropathy
Selain asupan nutrisi dan treatmen suplementasi, terapi fisik perlu dilakukan karena gangguan neuropati terjadi pada sistem syaraf dan gerak tubuh. Artinya anatomi tubuh yang terganggu harus terus dilatih. 
Suplementasi yang harus diperhatikan adalah asupan tambahan gizi pada bahan-bahan tertentu, seperti:
L-Carnitine: suplementasi L-carnitine terutama bagi mereka yang mengalami defisiensi karnitin akibat ARV golongan NRTI. karnitin bisa didapat dari produk daging, kacang-kacangan, atau produk susu.
Vitamin dan Mineral: Asupan vitamin, terutama vitamin B1, B12, dan vitamin E bermanfaat meringankan gejala nyeri pada neuropati perifer.
Terapi fisik: disarankan terapi fisik dan syaraf, anda bisa melakukan bekam dan olah raga ringan.

Lihat juga efek ARV lainnya:

Sumber:

Minggu, 10 September 2017

Zat Toksin dalam Daun Gamal

Ketika berbicara terapi herbal, maka yang muncul dalam pikiran adalah mengonsumsi hal-hal yang bersifat alami, dan kebanyakan akan tertuju pada dedaunan yang dimakan begitu saja.
Perlu diketahui, tidak semua tanaman yang dimakan alami atau mentah akan memberikan manfaat. Beberapa tanaman terdiri dari banyak senyawa organik aktif, ada yang bermanfaat, ada yang merugikan. 

Salah satu sebab suatu bahan alami menjadi merugikan karena adanya zat toksin yang diproduksi tumbuhan. Tumbuhan memproduksi zat toksin diantaranya sebagai perlindungan tumbuhan terhadap patogen (misalnya eksudat akar untuk mencegah infeksi nematoda dan jamur tanah), racun untuk herbovira seperti larva atau serangga dalam bentuk resin, enzim, getah, duri, dan lain-lain. bila termakan manusia, at toksin tanaman mengakibatkan berbagai efek pada manusia, seperti diare dan masalah pencernaan, penurunan tekanan darah, pusing, nyeri sendi, mati rasa, gatal-gatal pada kulit, ruam kulit, hingga efek fatal seperti colaps. berikut adalah daftar tanaman yang memproduksi toksin bagi manusia.

Biotoksin Tumbuhan Gamal
Gamal (Gliricidia sepium), biasa digunakan sebagai tanaman pagar, tanaman peneduh terutama bagi kopi, bahan pupuk kandang,  dan paling umum di Indonesia digunakan sebagai pakan hewan ternak seperti kambing karena cepat tumbuh setelah dipotong, sehingga dapat diandalkan sebagai pakan hewan saat musim kemarau.
Selain pakan hewan, gamal digunakan pula sebagai pestisida alami. Di Amerika Latin, gamal diblender dan dicairkan lalu diaplikasikan untuk mencegah serangan hama, dijadikan bahan bilas mandi ternak untuk mencegak kutu dan kumbang, dicampur dengan gabah untuk dibuat racun tikus, dan di Filipina dijadikan pembasmi hama tanah, spora jamur dan nematoda yang menyerang tanaman umbi.

Kata Gliricidia dalam nama ilmiah gamal diambil dari penyebutan daerah di Amerika tengah dimana tanaman ini berasal, dimana Gliricidia artinya "racun tikus", hal ini karena kandungan ekstrak gamal yang banyak digunakan sebagai toksin/racun di daerah asalnya. Pemanfaatan toksin atau racun gamal diambil dari daun dan bunga.

Bagaimana dengan hewan ternak yang makan daun ini? hewan ternak seperti kambing adalah hewan ruminansia, atau hewan yang memamah biak, yang menyerap nutrisi dari tanaman dengan melalui fermentasi yang dibantu oleh bakteri. Toksin dari gamal akan hilang dalam proses ruminasi karena terdapat protein pengikat toksin tanaman dalam saliva hewan ruminansia, sehingga tidak berefek apapun bagi ternak.

Bagaimana efeknya bila ditelan manusia? seperti beberapa biotoksin yang dihasilkan tumbuhan, toksin gamal akan menyebabkan beberapa gangguan pada metabolisme tubuh. Dalam dosis ringan, biotoksin dalam gamal akan menyembabkan gangguan pencernaan seperti diare, bahkan konstipasi (terjadi bila dimakan babi atau kuda), pusing, mual, nyeri sendi, ruam kulit, dan meningkatkan beban fungsi liver.

Detoksifikasi vs Efek Samping
Beberapa klaim salah kaprah sering muncul dalam istilah detoks atau detoksifikasi. detoks sendiri adalah proses mengeluarkan racun dalam tubuh. Tubuh lengkap dengan organ-organ sebetulnya sudah diciptakan dengan sempurna oleh Tuhan termasuk dalam pembuangan racun, racun yang masuk ke tubuh dari makanan atau polusi akan dikeluarkan melalui proses fisiologis tubuh melalui organ liver, ginjal, dan gastrointestinal. zat-zat racun dikeluarkan melalui urine, feses, dan keringat setiap hari. Proses detoks adalah proses alami sehari-hari dan tidak menimbulkan efek kesakitan apapun.
Bila anda merasakan keluhan-keluhan setelah menelan sesuatu (misalnya menjadi pusing, diare, bisulan, mual, nyari sendi, ruam kulit, gatal-gatal dll) bertindaklah karena itu bukan detoksifikasi, malah mungkin justu toksikasi (masuknya toksin dalam tubuh, sehingga tubuh memberi sinyal dengan rasa sakit). Seperti halnya demam atau nyeri otot akibat infeksi virus, tubuh berusaha "mengusir" virus tersebut dengan menaikan suhu tubuh atau mengontraksikan otot), seperti halnya anda menelan ARV (antiretorviral) yang menjadi pusing, mual, atau ruam kulit, itu adalah efek samping dari toksisitas racun dalam tubuh, bukan detoksifikasi.
Bila rasa sakit disebut detoks? bagaimana membedakan rasa sakit akibat efek samping?

Memilih Herbal
Meski terdengar baik, mengonsumsi tumbuhan tanpa meneliti ilmunya justru akan mencelakakan. Lidah buaya memang baik, tapi beranikah anda menggerogotinya mentah-mentah? tentu tidak karena lendir aloe vera adalah bitoksin, harus melalui proses pembuangan toksin sebelum bisa dikonsumsi.

Sebetulnya, pilihan herbal aman dan bermanfaat banyak tersebat di muka bumi. Zat antioksidan tidak hanya dimiliki kulit manggis (siapkah menggerogoti kulit manggis hanya untuk mengambil manfaat antioksidan?) anda bisa gunakan teh hijau, bunga krisan, bawang putih, dll. 

Selalu bangkit dan cerdas bersama MAHA STAR,
Gue Enggak Kudet.

Sumber: